Tahukah
anda apa itu Co Working Space? Mungkin bagi beberapa orang ada yang belum
mengetahuinya. Untuk itu kali ini saya akan berbagi informasi yang saya ketahui
tentang Co Working Space. Co Working Space memiliki beberapa pengertian. Co Working Space
yaitu sebuah
jaringan atau kerjasama antar berbagai ruang kerja di seluruh
dunia, dengan sebuah
layout atau tempat kerja bersuasana cafe dimana berbagai komunitas
pekerja-berorientasi-hasil. Pada pengertian
lainnya co-working space sendiri yaitu dengan mengkombinasikan design, access,
brainstorming/shared platform dan membership. Para coworking bekerja dengan
kebebasan mereka sendiri dengan menciptakan komunitas, lingkungan kerja serta
tempat pertemuan sendiri. Coworking Space pertama kali digagas oleh Bernie
DeKoven pd tahun 1999, yang kemudian pada tahun 2005. Pada akhirnya beliau pun
kini menjadi founder dari tempat Coworking pertama yang bernama Citizen Space,
berlokasi di San Fransisco, US.
Perkembangan Startup di Indonesia bisa dikatakan cukup
pesat menggembirakan. Setiap tahun bahkan setiap bulan banyak founder-founder
(pemilik) startup baru bermunculan. Potensi pengguna internet Indonesia yang
semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk
mendirikan sebuah Startup. Selain itu daya beli masyarakat yang meningkat
seiring dengan naiknya pendapatan perkapita masyarakat negeri ini ikut
mempengaruhi perkembangan industri digital. Di Indonesia sekarang ini telah
banyak berdiri komunitas founder-founder Startup. Seperti Bandung Digital
Valley, Jogja Digital Valley, Inkubator Bisnis di Semarang (Ikitas), Stasion
wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dengan adanya komunitas ini tentunya akan memudahkan para founder untuk saling
sharing, membimbing bahkan untuk menjaring investor. Para founder dapat pula
mengikuti kompetisi yang diadakan oleh beberapa perusahaan seperti Telkom untuk
menjadi investor mereka.
Dari beberapa start up
Co Working Space tersebut saya akan sedikit mengulas tentang Bandung Digital
Valley. Bandung Digital Valley atau yang disebut BDV didirikan Senin tanggal 20 Desember 2011, yang telah diluncurkan oleh
Telkom Indonesia secara resmi. BDV terletak di R&D Center PT Telekomunikasi
Indonesia, yang beralamat di Jl. Gegerkalong Hilir 47 Bandung, kode pos 40152.
Konsep dari BDV adalah, jembatan antara para teknopreneur atau pengembang
aplikasi dengan industri sebagai penyerap atau pengguna aplikasi tersebut.
BANDUNG DIGITAL VALLEY akan memposisikan diri sebagai sebuah pusat sumber daya
(resource pool) bagi simpul-simpul atau hub yang secara terbuka bisa menjadi
bagian atau mendapatkan hak akses berbagai aplikasi yang siap dikembangkan.
Bentuk fisik BDV adalah ruangan seluas sekitar 1200m2 yang diperuntukkan bagi
para 100 orang developer atau teknopreneur baik pribadi, perusahaan atau
institusi yang ingin memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada secara gratis,
dengan proses registrasi serta pengajuan proposal yang nantinya akan diseleksi.
Telkom juga mengatakan bahwa menyediakan dana sebesar 50 miliar sebagai dana
awal selama tiga tahun ke depan selain fasilitas yang sudah ada untuk mendukung
BDV. Beberapa fasilitas yang ada antara lain :
·
Demo room/ Gadget room:
ruangan untuk aplikasi atau perangkat yang siap komersialisasi.
·
Creative corner: ruangan
untuk bekerja (pengembangan aplikasi)
·
Meeting room: ruangan untuk
rapat dan berdiskusi
·
Cafe corner: ruangan untuk
bersantai dan bekerja
·
Lounge: ruangan untuk
berdiskusi dan bertransaksi.
Bagi pengguna yang ingin menggunakan Bandung Digital Valley dengan berbagai vasilitasnya dengan gratis
dapat mendaftarkan dirinya untuk memesan bookingan yang memiliki masa waktu
selama dua hari saja agar semua pengguna yang tertarik dapat bergantian menggunakan
fasilitas pada BDV.
Bandung Digital Valley
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kali ini yang akan daya bahas yaitu pada
kekurangan yang ada. Tata letak penetapan lokasi sepertinya masih menjadi
masalah, meski memang areanya benar-benar di salah satu lembah di kota Bandung,
tetapi akses ke lokasi cukup jauh dari pintu utama terutama untuk pejalan kaki
(gedung R&D letaknya diujung kompleks Telkom). Disisi lain kondisi lalu
lintas menuju lokasi Gegerkalong Hilir juga merupakan salah satu area macet di
kota Bandung, misalnya saja jalan Setiabudi atau jalur lain dari arah Surya
Sumantri juga sering kali macet.
Menurut saya seharusnya
sebelum langsung menentukan lokasi yang dipilih, seharusnya untuk lokasi BDV
harus terlebih dahulu direncanakan lebih matang dengan
pertimbangan-pertimbangannya dan meminimalisir resiko, seperti contohnya
mempertimbangkan akses jarak tempuh yang lebih dekat, jauh dari keramaian kota,
ruangan cukup luas dan nyaman untuk fokus dan berpikir kreatif dan inovatif.
Selain itu
Sekian dan Terima kasih :) :*



